Ada
sebuah kisah menarik yang pernah terjadi di suatu negeri pada tahun
1965. Peristiwa ini, perlulah dijadikan pengajaran terutamanya untuk
kaum muslimat. Di waktu itu, hiduplah seorang aktivis muslimah yang
menyeru manusia kepada Allah SWT. Namanya Zainab Al-Ghazali.
Dia adalah seorang da’ei wanita yang cukup gigih dalam dakwahnya.
Dalam hidup sehariannya, yang ada didalam fikirannya hanyalah bagaimana
menyebarkan kebajikan dan membimbing manusia ke jalan yang benar. Dia
memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Ketajaman kata-katanya
dalam berdakwah membuat dia harus berhadapan dengan pemimpin negeri ini
yang zalim pada saat itu.
Zainab Al-Ghazali pun telah menjalani fasa-fasa penyiksaan. Meremang
bulu roma di saat mendengar kisahnya. Meski demikian, keyakinanannya
akan pertolongan Allah swt., kelazatan iman yang dirasakannya, serta
tekad yang membaja membuat ia terus bersabar. Pada Ogos 1965, Rumah
Zainab Al-Ghazali digeledah oleh beberapa tentara, tanpa ada izin
terlebih dahulu.
Tatkala ia meminta diperlihatkan surat penggeledahan, mereka
menjawab, “Surat tugas yang mana, hai orang gila! Kami sekarang dalam
masa, dimana kami bebas melakukan apa saja yang kami kehendaki terhadap
kamu.” Tanpa penjelasan lain yang menjadi bukti, mereka terus mengheret
Zainab Al-Ghazali keluar rumah dan dibawa dengan kereta. Tanpa
pembelaan, muslimah yang tekun beribadah ini terus dimasukkan ke
penjara. Namun dia tetap sabar dan mengharap pahala dari Allah swt. atas
ujian yang diterimanya itu. Ia dimasukkan ke dalam ruangan penjara
bernombor 24. Berikut adalah cerita pengalaman beliau sepanjang berada
didalam penjara:
“Sebuah pintu ruangan yang sangat gelap dibuka, lalu aku dimasukkan
kedalamnya. Dan ketika ruangan itu telah menelan diriku, aku
mengucapkan, “Bismillah As-salamu’alaikum.” Kemudian, pintu itu ditutup
kembali. Setelah itu, lampu yang sangat terang dinyalakan dengan
tiba-tiba. Ini dimaksudkan untuk menyiksa diriku. Ruangan itu dipenuhi
oleh beberapa anjing. Aku tidak mengetahui berapa jumlahnya. Aku
pejamkan kedua mataku dan aku letakkan kedua tanganku didadaku, kerana
ketakutan yang mencekam. Lalu aku dengar suara pintu dikunci dengan
rantai dan gembok besar. Anjing-anjing itu terus menyerangku dan
mengigit sekujur tubuhku, kepalaku, kedua tanganku, dadaku, punggungku
dan di seluruh bagian tubuhku kurasakan tusukkan taring-taring anjing.
Sakit sekali. Tatkala aku mencuba membuka mata untuk melihat, maka
dengan segera kupejamkan kembali kerana ketakutan yang sangat. Lalu
kuletakkan kedua tanganku di bawah kedua ketiakku, sambil menyebut
asma-asma Allah swt. (Asmaul Husna), mulai dari kata, “Ya Allah, Ya
Allah…” Satu per satu nama agung Allah kubaca. Sementara anjing-anjing
tiada berhenti mengigit tubuhku. Tusukkan taringnya kurasakan di
kepalaku, pundakku, punggungku, dadaku, dan disekujur tubuhku.
Saat itu saya berdo’a kepada Allah swt. dengan mengatakan,
“Ya Allah sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, hingga melupakan selain-Mu. Sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, wahai Tuhanku. Wahai zat Yang Maha Esa, wahai zat Yang menjadi tempat bergantung. Bawalah aku dari alam kasar (dunia) ini. Sibukkanlah aku agar tidak mengingat seluruh hal selain-Mu. Sibukkanlah aku dengan (mengingat)-Mu, bawalah aku di hadirat-Mu. Berilah aku ketenangan yang sempurna dari-Mu. Liputilah aku dengan pakaian kecintaan-Mu. Berikanlah kepadaku rezeki mati syahid dijalan-Mu. Karunikanlah kepadaku kecintaan yang tulus kepada-Mu, keridhaan pada (ketentuan)-Mu dan Ya Allah, teguhkanlah diriku, sebagaimana keteguhan yang dimiliki oleh para ahli tauhid ya Allah!”
Doa
tersebut kuucapkan, sementara binatang-binatang buas itu tidak berhenti
menusukkan taringnya disekujur tubuhku. Detik demi detik, minit demi
minit dan jam demi jam pun berlalu. Tiba-tiba pintu ruanganku terbuka,
lalu aku dikeluarkan dari kamar. Aku membayangkan, bahawa pakaian putih
yang kukenakan telah berlumuran darah. Itulah yang saya rasakan dan
bayangkan bahwa anjing-anjing itu benar-benar telah mengigitku. Akan
tetapi, betapa terkejutnya aku. Seolah-olah pakaianku tidak terkena
sesuatu apapun, dan seolah-olah tiada satu pun taring yang menembus
tubuhku. Mahasuci Engkau ya, Allah. Sesungguhnya Dia selalu bersamaku
dan selalu mengawasiku. Ya Allah, apakah aku ini layak mendapatkan
kurnia dan kemuliaan dari-Mu. Ya, Tuhanku bagimu segala puji. Semua itu
kuucapkan di dalam hatiku. Para penjaga penjara hairan ketika mengetahui
bahawa anjing-anjing tidak merobek-robek tubuhku.
Saya tidak mengetahui mengapa mereka amat hairan menyaksikan hal seperti itu. Bukankah Allah swt. telah berfirman,“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Ini adalah peristiwa nyata yang terjadi semasa kekejaman
pemerintahan. Peristiwa itu merupakan pertolongan yang diberikan Allah
kepada Zainab Al-Ghazali, wanita muslimah tersebut. Mereka tidak
berhenti melakukan penyiksaan kepada wanita muslimah ini. Hari demi hari
berganti, bulan demi bulan teru berjalan dan tahun-tahun pun berganti.
Namun, Zainab tetap terkurung didalam penjara dan menerima berbagai
macam penyiksaan, tanpa kesalahan yang jelas.
Wahai saudaraku muslimah yang mulia, ini adalah realiti yang dialami
oleh sebahagian saudarimu seaqidah yang tersebar di berbagai belahan
bumi. Meski demikian, Zainab Al-Ghazali tetap bersabar dan mengharap
pahala dari Allah, Dzat Yang Maha tinggi dan Maha kuasa. Ia selalu tegar
kerana sangat yakin bahawa pertolongan Allah swt. pasti datang.
Demikianlah, kekuatan iman itu dapat menimbulkan berbagai hal yang
menakjubkan, sulit untuk dicerna oleh pemikiran manusia.
No comments:
Post a Comment